Menjaga kesehatan memang sangat penting apalagi menjaga tubuh kita yang paling sensitif tentunya kita harus menjaganya yang maksimal. Sebe...
Menjaga kesehatan memang sangat penting apalagi menjaga tubuh kita yang paling sensitif tentunya kita harus menjaganya yang maksimal.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan bahwa klorin pada pembalut dapat menyebabkan kanker. "Klorin itu terdapat dalam dioksin yang bersifat karsinogenik. Menurut WHO, ada 52 juta berisiko terkena kanker serviks, salah satunya dipicu oleh zat-zat dalam pembalut," katanya.
Seperti yang dilansir di CNN Indonesia, Menurut Laksmi, salah satu cara menghindari efek negatif klorin pada pembalut adalah dengan mengetahui kondisi kulit sendiri.
“Apakah kita memiliki dermatitis kulit atau ada alergi atau tidak.” Jika ada, Laksmi menyarankan agar kondisi tersebut diketahui apa penyebab utamanya, misalnya alergi pada zat kimia tertentu seperti klorin.
“Jika sudah diketahui penyebab utamanya, baru bisa dihilangkan (penyakitnya).”
YLKI mengatakan, bahwa salah satu menghindari bahaya klorin pada pembalut adalah dengan menggunakan pembalut kain. “"Zat klorin tidak ditemukan dalam pembalut kain. Selain itu, pembalut kain juga bisa dipakai ulang dan dicuci kembali. Tingkat keamanannya jangka panjang," ujar Tulus pada jumpar pers di kantor YLKI kemarin, Selasa (7/7).
(Baca : Bahaya, 9 Pembalut Pemicu Kanker )
Senada dengan hal tersebut, Laksmi mengungkapkan bahwa pembalut dengan kain adalah cara yang baik menghindari efek negatif zat berbahaya di pembalut.
“Karena pada pembalut kain kita sendiri yang menyuci, jadi kita tahu apa yang kita pakai. Seperti halnya kita mangonsumsi makanan di rumah dengan makanan jajanan. Kita tidak tahu pakai MSG atau tidak,” katanya.
“Kejelekannya memang lebih ribet saja,” kata Laksmi menambahkan.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan bahwa klorin pada pembalut dapat menyebabkan kanker. "Klorin itu terdapat dalam dioksin yang bersifat karsinogenik. Menurut WHO, ada 52 juta berisiko terkena kanker serviks, salah satunya dipicu oleh zat-zat dalam pembalut," katanya.
![]() |
Pembalut Kain |
“Apakah kita memiliki dermatitis kulit atau ada alergi atau tidak.” Jika ada, Laksmi menyarankan agar kondisi tersebut diketahui apa penyebab utamanya, misalnya alergi pada zat kimia tertentu seperti klorin.
“Jika sudah diketahui penyebab utamanya, baru bisa dihilangkan (penyakitnya).”
YLKI mengatakan, bahwa salah satu menghindari bahaya klorin pada pembalut adalah dengan menggunakan pembalut kain. “"Zat klorin tidak ditemukan dalam pembalut kain. Selain itu, pembalut kain juga bisa dipakai ulang dan dicuci kembali. Tingkat keamanannya jangka panjang," ujar Tulus pada jumpar pers di kantor YLKI kemarin, Selasa (7/7).
(Baca : Bahaya, 9 Pembalut Pemicu Kanker )
Senada dengan hal tersebut, Laksmi mengungkapkan bahwa pembalut dengan kain adalah cara yang baik menghindari efek negatif zat berbahaya di pembalut.
“Karena pada pembalut kain kita sendiri yang menyuci, jadi kita tahu apa yang kita pakai. Seperti halnya kita mangonsumsi makanan di rumah dengan makanan jajanan. Kita tidak tahu pakai MSG atau tidak,” katanya.
“Kejelekannya memang lebih ribet saja,” kata Laksmi menambahkan.